IDENTIFIKASI MORFEM

Identifikasi Morfem
A.    MORF

Morf merupakan variasi morfem yang tidak merubah makna aslinya. Morf disebut sebagai satuan terkecil yang masih belum jelas.
Me + nyanyi    = menyanyi
Ber + sepeda   = bersepeda
Di + dengar     = didengar

B.     MORFEM
Morfem adalah satuan Bahasa terkecil yang mengandung makna secara leksikal maupun gramatikal. Morfem dibagi menjadi dua jenis yaitu morfem bebas dan morfem terikat (Arifin, zaenal:2009).
1.      Morfem bebas
Morfem bebas merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri.
2.      Morfem terikat
Morfem terikat merupakan morfem yang mendapatkan suatu imbuhan dan dapat dipotong menjadi dua morfem, tiga morfem, atau lebih.
Contoh :
Morfem bebas                         = makan, minum
Morfem terikat:
v  Morfem bebas             =          makan
v  Morfem terikat            =          ter + makan                 = termakan
di + makan + kan        = dimakankan
meM + makan + kan   = memakankan
v  Morfem bebas             =          Minum
v  Morfem terikat            =          di + Minum                 = diminum
                                                 meM + Minum           = meminum
                                                 ter + minum                = terminum
                                               

C.     ALOMORF
Dapat diartikan secara singkat, bahwa alomorf merupakan bentuk variasi suatu m orfem yang berubah atau mengalami peleburan karena lingkungan.
Kata dasar yang menggunakan konsonan awal K/T/S/P maka akan dapat mengalami peleburan.
Contoh:          
                                    K         : meng + kaji               = mengkaji
                                               
meng                           T          : mem + parker            = memarkir
                                   
                                    S          : men   + nyanyi          = menyanyi
           
                                    P          : meny + sapu              = menyapu
D.    KATA
Kata merupakan satuan ujaran bebas terkecil yang bermakna (Muslich, masnur:2010).
Perbedaan kata dengan morfem, yaitu:
1.      Kata memungkinkan untuk disisipi oleh ujaran lain.
2.      Morfem, jika dibandingkan dengan morfem terdapat beberapa morfem yang demikian eratnya sehingga diantaranya tidak dapat disisipi oleh satuan ujaran lain.

E.     JENIS MORFEM
Berikut merupakan jenis morfem (Chaer, abdul:2008)
a.       Berdasarkan kebebasannya untuk dapat digunakan langsung
Morfem memiliki dua macam, yaitu mofem bebas dan morfem terikat.
1.      Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri yang berupa kata dasar, seperti makan, minum atau tidur. Contoh tersebut merupakan satuan terkecil yang memiliki makna. 
2.      Morfem terikat adalah morfem yang harus terlebih dahulu bergabung dengan morfem lain untuk dapat digunakan dalam pertuturan. Semua afiks dalam Bahasa Indonesia termasuk morfem terikat.
Contoh:
Juang        : berjuang, pejuang
Henti         : berhenti, perhentian, menghentikan
Contoh :
Menulis      : morfem bebas           : tulis
                    Morfem terikat           : meN-
Membuang: morfem bebas           : buang
                    Morfem teriat : mem-
Pedagang  : morfem bebas           : dagang
                    Morfem terikat           : pe-
b.      Berdasarkan keutuhan bentuknya
1.      Morfem utuh merupakan satu kesatuan yang utuh,semua morfem dasar bebas maupun terikat serta prefiks,infiks dan surfiks termasuk morfem utuh.
2.      Morfem terbagi merupakan morfem yang fisiknya terbagi atau disispi morfem lain.
c.       Berdasarkan kemungkinan menjadi dasar dalam pembentukan kata
1.      Morfem dasar adalah morfem yang dapat menjadi dasar dalam suatu proses morfologi. Misalnya beli, makan, merah.
2.      Morfem afiks merupakan kata yang tidak dapat menjadi dasar,melainkan hanya sebagai pembentuk .  Misalnya, ke-an, per-an, dan pe-an.
d.      Berdasarkan jenis fonem yang membentuknya
1.      Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem – fonem segmental yaitu morfem yang berupa bunyi yang dapat disegmentasikan. Misalnya lihat, ter-, sikat, -lah.
2.      Morfem suprasegmental adalah morfem yang terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan intonasi. Dalam Bahasa Indonesia tidak ditemukan morfem suprasegmental ini, namun dalam Bahasa Cina, Thai dan Burma morfem itu dipakai.
e.       Berdasarkan kehadirannya secara kongkrit
1.      Morfem wujud adalah morfem yang ada secara nyata.
2.      Morfem tan wujud adalah morfem yang tidak ada dalam bahasa Indonesia tetapi ada dalam bahasa Inggris.
f.       Berdasarkan ciri semantik
1.      Bermakna leksikal karena di dalam dirinya, secara inheren tidak memiliki makna.
Contoh:
Makan, pulang dan pergi memiliki makna secara leksikal.
2.      Tak bermakna leksikal karena mendapatkan afiks seperti {ber-}, {ke}, dan {ter-} serta tidak dapat menjadi unsur dalam pertuturan.

F.      MORFEM DASAR, BENTUK DASAR, PANGKAL, AKAR, LEKSEM
Istilah Morfem dasar biasanya digunakan sebagai dikotomi dengan morfem afiks. Sebuah morfem dasar dapat menjadi bentuk dasar dalam morfologi karena dapat diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi, dapat diulang dalam proses reduplikasi, atau dapat digabung dengan morfem yang lain. Dalam Morfem dasar yaitu morfem dasar bebas dan morfem dasar terikat dan afiks.
Istilah bentuk dasar digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang menjadi dasar suatu proses morfologi. Bentuk dasar ini dapat berupa morfem tunggal, tetapi dapat juga berupa gabungan dari morfem.
Istilah pangkal atau stem digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses pembentukan kata inflektif. Hal ini terjadi pada bahasa-bahasa fleksi seperti, bahasa arab, bahasa itali, bahasa jerman, bahasa prancis. Dalam Bahasa Indonesia pembentukan kata inflektif hanya pada proses pembentukan verba.
Istilah akar (root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Maksudnya, akar adalah bentuk yang tersisa setelah semua afiknya ditanggalkan. Misalnya kata memberlakukan terdiri atas prefiks me-, ber-, dan sufiks –kan, maka yang tersisa adalah kata akar laku.
Istilah leksem digunakan dalam dua bidang kajian linguistic, yaitu bidang morfologi dan bidang semantic. Dalam bidang morfologi digunakan untuk memenuhi konsep “bentuk yang akan menjadi kata” melalui proses morfologi. Sedangkan bidang semantic leksem adalah satuan bahasa yang memiliki sebuah makna.


G.    MORFEM AFIKS
Morfem afiks atau imbuhan adalah bentuk morfem terkecil yang mempunyai arti dan selalu berimbuhan atau digabung dengan morfem bebas atau kata dasar, namun biasanya juga berupa morfem terikat.
Proses memberi imbuhan atau afiksasi dapat menyebabkan perubahan bunyi, fungsi kata dan makna. Dilihat dari posisinya dapat dibedakan atas:
a.       Prefiks (awalan)
Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang diletakkan didepam kata dasar. Di dalam Bahasa Indonesia terdapat beberapa awalan, yaitu ber-, per-, meng-, di-, ter-, ke-, dan se-. Contoh :
1.      Bertemu, berjalan, berdoa,
2.      Persegi
3.      Menggali, meninju
4.      Dilipat, ditiru
5.      Tertawa, terlihat
6.      Kesatu, kedua
7.      Setempat, sedesa
b.      Infiks (sisipan)
Sisipan adalah imbuhan yang diletakan ditengah kata dasar. Seperti, -el, -em, -er, dan –in. contoh kata:
1.      Getar = gemetar
2.      Gigi = gerigi
3.      Geger = gelegar
4.      Kelut = kemelut
c.       Sufiks (akhiran)
Akhiran adalah imbuhan yang diletakkan pada akhir kata dasar. Seperti, -i, -kan, -an, -man, -wan, -wati, dan –nya.contoh kata:
1.      Ambil = ambilkan
2.      Seni = seniman
3.      Warta = wartawan
4.      Minum = minuman
5.      Kecil = kecilkan
d.      Konfiks (imbuhan terbelah)
Komfiks adalah imbuhan yang diletakkan pada awal dan akhir kata dasar. Contoh kata:
1.      Ke-…-an = keuangan, kesakitan, kebaikan.
2.      Ber-…-an = berterbangan, berhamburan, berjatuhan
3.      Peng-…-an = pengalaman, pengambilan
4.      Per-…-an = pergaulan, pertemuan
e.       Simulfiks (imbuhan gabung)
Simulfiks (imbuhan gabung) adalah dua imbuhan atau lebih yang ditambahkan pada kata dasar namun tidak sekaligus, tetapi secara bertahap. Contoh kata :
1.      Member-kan = memberlakukan, memberdayakan
2.      Laku dan daya = berlakukan, berdayakan


DAFTAR RUJUKAN

Muslich, masnur. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arifin, Zaenal, Junaiyah. 2009. Morfologi. Jakarta: PT Gramedia
Chaer, abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT RINEKA CIPTA




Komentar

Postingan populer dari blog ini

JENIS MORFEM BAHASA INDONESIA

PROBLEMA MORFOLOGIS DALAM BAHASA INDONESIA

HAKIKAT MORFOLOGI